Harmoni yang Menggetarkan Hati: Kolaborasi Siswa NMC Membawakan “Selalu Ada di Nadimu” di Konser Apresiasi #9
Lagu ini merupakan original soundtrack (OST) dari film Jumbo, dan dalam konser ini dibawakan secara kolaboratif oleh siswa dari tiga instrumen utama: piano, drum, dan vokal.
7/29/20254 min baca


Konser Apresiasi #9 Notasi Music Course (NMC) menghadirkan berbagai penampilan luar biasa dari para siswa, tetapi salah satu momen paling menyentuh dan meninggalkan kesan mendalam adalah kolaborasi istimewa para siswa dalam membawakan lagu “Selalu Ada di Nadimu”. Lagu ini merupakan original soundtrack (OST) dari film Jumbo, dan dalam konser ini dibawakan secara kolaboratif oleh siswa dari tiga instrumen utama: piano, drum, dan vokal.
Penampilan ini bukan hanya sekadar pertunjukan musik biasa. Ia menjadi simbol kebersamaan, proses pembelajaran lintas instrumen, dan bentuk ekspresi diri yang mendalam dari para siswa Notasi Music Course. Mengusung lagu dengan pesan kuat tentang kebersamaan, kehadiran, dan empati, kolaborasi ini sukses membuat banyak penonton terdiam dalam haru.
Mengenal Lagu “Selalu Ada di Nadimu”
Lagu “Selalu Ada di Nadimu” merupakan lagu tema dari film animasi Jumbo, yang dikenal dengan lirik menyentuh dan alunan melodi yang penuh emosi. Lagu ini berbicara tentang kasih sayang, dukungan tanpa syarat, dan perasaan bahwa seseorang akan selalu ada, mendampingi meskipun tidak terlihat secara langsung.
Pemilihan lagu ini sebagai bagian dari Konser Apresiasi #9 tentu bukan tanpa alasan. Lagu ini sangat cocok untuk memperlihatkan perpaduan antara kekuatan vokal emosional, keindahan melodi piano, dan ketegasan ritmis dari permainan drum. Ketiga elemen ini membentuk satu kesatuan harmoni yang kuat dan menyentuh hati penonton.
Persiapan Serius dengan Pendekatan Kolaboratif
Kolaborasi ini melibatkan siswa dari berbagai jenjang usia dan tingkat pembelajaran. Ada siswa vokal yang baru beberapa bulan belajar, namun sudah memiliki kemampuan ekspresi yang luar biasa. Ada pula siswa piano yang terbiasa bermain solo kini harus beradaptasi mengiringi penyanyi. Begitu juga siswa drum yang dituntut menjaga tempo secara konsisten demi menguatkan struktur musik secara keseluruhan.
Proses latihan dimulai sejak beberapa minggu sebelum konser. Guru dari masing-masing instrumen bekerja sama untuk menyusun aransemen yang pas sesuai kemampuan siswa namun tetap menjaga kualitas musikal. Penyesuaian nada, dinamika, dan bentuk latihan bersama dilakukan secara bertahap dan penuh kesabaran.
Setiap sesi latihan tidak hanya membentuk keterampilan teknis, tapi juga melatih kepekaan musikal dan kerja tim antar-siswa. Guru vokal mengarahkan ekspresi dan intonasi suara, guru piano membimbing kontrol dinamika dan harmoni, sementara guru drum memastikan permainan tetap stabil, ekspresif, dan mendukung atmosfer lagu.
Momen di Atas Panggung
Ketika giliran mereka tampil di atas panggung, suasana di dalam ruangan konser menjadi hening. Sorot lampu diarahkan ke panggung, menyoroti ketiga siswa yang siap menampilkan hasil latihan panjang mereka. Seorang siswa duduk di piano dengan penuh percaya diri, vokalis berdiri di tengah panggung dengan mikrofon di tangan, dan pemain drum duduk di belakang dengan siap menjaga tempo lagu.
Intro lembut dari piano membuka pertunjukan, menciptakan suasana yang langsung menyentuh. Begitu vokal mulai masuk dengan lirik pertama, penonton mulai larut dalam atmosfer lagu. Suara vokalis begitu jernih dan penuh penghayatan, didukung oleh alunan piano yang lembut dan ritme drum yang mengayun pelan namun tegas.
Saat masuk bagian reff, dinamika meningkat. Permainan drum menjadi lebih kuat namun tetap terkendali, mendukung emosi vokal yang mulai mencapai puncaknya. Penonton terlihat terpukau. Beberapa bahkan tampak mengusap air mata. Tidak sedikit pula orang tua yang merekam momen tersebut, bangga melihat anak-anak tampil dengan percaya diri dan emosi yang tulus.
Keselarasan dalam Perbedaan
Salah satu keunikan dari penampilan ini adalah bagaimana tiga instrumen yang sangat berbeda bisa menyatu dalam satu lagu dengan harmonis.
Piano berperan sebagai fondasi utama yang membentuk melodi dan harmoni. Permainan siswa piano yang konsisten dan penuh perasaan menjadikan lagu ini tetap dalam jalurnya secara musikal.
Drum membawa struktur ritmis yang memperkuat dinamika lagu. Pemain drum menjaga kestabilan tempo, memberikan tekanan pada bagian-bagian penting, dan menambah semangat di momen-momen klimaks lagu.
Vokal menjadi pusat emosi. Lirik lagu yang kuat dibawakan dengan artikulasi dan intonasi yang tepat, menyampaikan makna lagu kepada seluruh penonton.
Ketiga elemen ini berhasil berpadu, tidak ada yang mendominasi satu sama lain. Justru, perbedaan karakter masing-masing instrumen justru memperkaya keseluruhan penampilan.
Antusiasme dan Respons Penonton
Sambutan dari penonton sangat luar biasa. Setelah penampilan selesai, ruangan konser dipenuhi tepuk tangan meriah. Para penonton memberikan apresiasi bukan hanya karena kemampuan bermusik siswa, tetapi karena kedalaman emosi yang berhasil mereka sampaikan.
Beberapa komentar yang terdengar dari penonton antara lain:
“Saya benar-benar tersentuh. Lagu ini dibawakan dengan perasaan, bukan sekadar permainan musik.”
“Anak-anak ini luar biasa. Mereka bisa menyatu dalam satu harmoni yang bikin merinding.”
“Anak saya jadi makin semangat karena melihat teman-temannya bisa tampil bareng seperti ini.”
Reaksi yang muncul memperkuat keyakinan bahwa konser bukan hanya ajang pamer kemampuan, tetapi juga media untuk membangun kepercayaan diri, kerja sama, dan kepekaan sosial melalui musik.
Nilai Edukatif di Balik Kolaborasi
Konser dan kolaborasi semacam ini memberi banyak manfaat bagi siswa:
Kerja Sama: Anak-anak belajar menghargai peran masing-masing dalam tim. Tak ada satu pun instrumen yang bisa berjalan sendiri dalam lagu ini.
Empati dan Ekspresi Diri: Lagu dengan makna dalam seperti “Selalu Ada di Nadimu” mendorong siswa untuk mengekspresikan emosi secara musikal.
Kedisiplinan dan Komitmen: Latihan rutin, pengulangan bagian-bagian sulit, dan konsistensi waktu membuat anak-anak lebih disiplin.
Keberanian Tampil: Panggung menjadi tempat mereka menunjukkan hasil kerja keras. Mereka belajar mengatasi rasa gugup dan membangun rasa percaya diri.
Motivasi dan Rasa Bangga: Setelah tampil, siswa merasakan kebanggaan yang mendalam. Hal ini akan menjadi pendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang.
Kesimpulan: Musik sebagai Jembatan Rasa
Penampilan kolaboratif siswa NMC dalam membawakan “Selalu Ada di Nadimu” adalah salah satu bukti nyata bahwa musik bisa menjadi jembatan rasa, bahkan di usia yang masih sangat muda. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak mampu menyampaikan pesan emosional melalui perpaduan instrumen yang harmonis.
Konser Apresiasi NMC #9 bukan hanya tentang menunjukkan kemampuan bermain musik, tetapi juga menjadi ruang untuk menyampaikan makna, merayakan proses belajar, dan menginspirasi banyak orang. Kolaborasi antara vokal, piano, dan drum dalam lagu ini akan terus dikenang sebagai salah satu penampilan terbaik yang menyentuh hati banyak orang.
Notasi Music Course sekali lagi membuktikan bahwa di setiap nadinya, selalu ada cinta, semangat, dan kebersamaan. Dan dari panggung kecil inilah, lahir musisi-musisi masa depan yang bukan hanya mahir memainkan alat musik, tetapi juga mampu menyampaikan jiwa melalui setiap nada.